11 November 2010

Tanda Hati Bahagia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat teliti dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, di mana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, sentiasa ikut pengajian nabi, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di masjid. Luas ilmunya. Orang yang menjadi rujukan para sahabat. Tidak pernah sakit. Rapat dengan 3 orang khalifah. Pernah dilantik sebagai gabenor. Suka kepada perdamaian. Terlibat dalam perang ali-muawiyah. Meninggal usia 71 tahun di thaif. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksudkan dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, iaitu :



Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.



Memiliki jiwa syukur bererti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada cita-cita yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang berada dalam kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW iaitu : "Kalau kita sedang dalam kesusahan, perhatikanlah orang yang lebih susah dari kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap “tabah dan redha” dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!



Kedua. Al azwaju shalihah, iaitu pasangan hidup yang soleh.



Pasangan hidup yang soleh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang soleh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak isteri dan anaknya kepada kesolehan. Berbahagialah menjadi seorang isteri bila memiliki suami yang soleh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak isteri dan anaknya menjadi muslim yang soleh. Demikian pula seorang isteri yang soleh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang isteri yang soleh.



Ketiga, al auladun abrar, iaitu anak yang soleh.



Saat ketika Rasulullah SAW sedang thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang bahunya lebam-melecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa bahumu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah uzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika solat, atau ketika istirehat, selain itu selebihnya saya selalu mendukungnya". Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?" Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah redha kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu". Dari hadis tersebut kita mendapat gambaran bahawa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun paling minumum kita boleh memulakannya dengan menjadi anak yang soleh, di mana doa anak yang soleh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang soleh.



Keempat, albi'atu sholihah, iaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.



Yang dimaksudkan dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang soleh. Orang-orang yang soleh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang soleh adalah orang-orang yang bahagia kerana nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan turut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang soleh.



Kelima, al maalul halal, atau harta yang halal.



Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak bererti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sedekah, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya diperolehi secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal kerana doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan syaitan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.



Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.



Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.



Ketujuh, iaitu umur yang baroqah.



Umur yang berkat itu ertinya umur yang semakin tua semakin soleh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Di samping itu fikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.



Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.



Bagaimana caranya agar kita dikurniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sering dan sekhusyu’ mungkin membaca doa ‘sapu jagat’ , iaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Di mana baris pertama doa tersebut “Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw” (yang artinya “Ya Allah kurniakanlah aku kebahagiaan dunia ”), mempunyai makna bahawa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, iaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.



Walaupun kita akui sukar untuk mendapatkan ketujuh perkara itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebahagian saja sudah patut kita syukuri.



Manakala mengenai lanjutan doa sapu jagat tersebut iaitu “wa fil aakhirati hasanaw” (yang artinya “dan juga kebahagiaan akhirat”), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan syurga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Syurga itu hanyalah sebahagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk syurga bukan kerana amal soleh kita, tetapi kerana rahmat Allah.



Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan solat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk syurga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat syurga yang dijanjikan Allah.



Kata Nabi SAW, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak boleh memasukkan kalian ke syurga”. Lalu para sahabat bertanya: “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah SAW : “Amal soleh saya pun juga tidak cukup”. Lalu para sahabat kembali bertanya : “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?”. Nabi SAW kembali menjawab : “Kita dapat masuk syurga hanya kerana rahmat dan kebaikan Allah semata”.



Jadi solat kita, puasa kita, taqarrub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk syurga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).



(Sumber tulisan: ceramah Ustaz Aam Aminudin, Lc. di Sapporo, Jepun dengan pengubahsuaian dan olahan semula oleh Zubair Muhammad)

12 Januari 2010

Bagaimana Memupuk Ukhuwah

1. Hendaklah seseorang memberitahu temannya bahwa dia kasih kpdnya.

Nabi bersabda: "Jika seseorang kasih kpd seseorang; maka hendaklah dia memberitahu temannya."(Hr Abu Daud)

2. Apabila berpisah dgn seseorang maka hendaklah dia mendoakan sahabatnya tanpa pengetahuannya.

Nabi s.a.w bersabda:

"Setiap hamba yg muslim yg mendoakan saudaranya seIslam tanpa pengetahuannya pasti akan didoakan malaikat dgn berkata "Engkau juga akan mendapat seumpamanya"(Hr Muslim)

3. Hendaklah sentiasa bermanis muka ketika berjumpa saudaranya.

"Janganlah kamu meremehkan kebajikan sedikit pun ; sekalipun dgn berjumpa temanmu dlm keadaan wajah yg ceria"(Hr Muslim)

4. Bila berjumpa dgn temanmu maka segerelah bersalam dgnnya.

Nabi s.a.w bersabda:

"Setiap dua org Islam yg berjumpa serta bersalaman pasti akan diampun dosa keduanya sebelum mereka berpisah.(Hr Abu Daud)

5. Sesekali menziarahinya.

Nabi bersabda: "Hendaklah kamu menziarahi sesekali; nescaya akan menambah kasih sayang diantara kamu."

6. Memberi hadiah

Nabi s.a.w bersabda: "Hendaklah kamu saling memberi hadiah; nescaya kamu akan berkasih sayang."(Hr Thabrani)

7. Membantu sahabat2nya fiLLAH.

NAbi berpesan: "Org yg berjalan untuk menunaikan hajat sahabatnya lebih baik drpd org yg beriktikaf selama 2 bulan."(Hr Hakim)

rujukan: al-Ukhuwah Islamiah oleh Dr Abdullah Nasih ulwan.

10 Januari 2010

Kenyataan Rasmi Hizbut Tahrir Malaysia (HTM)

?HARAM MEMBAKAR RUMAH IBADAT AGAMA LAIN DAN BERHATI-HATILAH TERHADAP TIPUDAYA JAHAT?

23 Muharram 1431H / 9 Januari 2010


Berhubung dengan keputusan Mahkamah Tinggi mengenai pembenaran penggunaan kalimah Allah dalam penerbitan mingguan Herald-The Catholic Weekly pada 31 Disember 2009 yang lalu, sebahagian dari umat Islam telah melakukan demonstrasi membantah keputusan mahkamah tersebut. Ekoran dari itu, telah berlaku kejadian di sekitar Lembah Kelang di mana beberapa buah gereja dibakar dan cuba dibakar oleh pihak-pihak yang masih belum dikenal pasti.



Hizbut Tahrir Malaysia dengan ini mengingatkan umat Islam bahawa mungkin sahaja ada pihak-pihak yang berkepentingan sengaja melakukan pembakaran tersebut bagi mengeruhkan lagi suasana, baik dari kalangan orang kafir mahupun dari kalangan orang Islam sendiri. Setiap gerakan Islam dan individu Muslim yang ikhlas hendaklah berhati-hati dan tidak seharusnya melatah dengan isu yang berlaku. Kaum Muslimin yang beriman dan ikhlas hendaklah sentiasa berwaspada dan mengingatkan satu sama lain akan agenda jahat yang tersembunyi di sebalik peristiwa nama Allah dan pembakaran gereja ini, baik ia dilakukan oleh orang kafir mahupun orang Islam.



Secara khususnya Hizbut Tahrir Malaysia ingin mengingatkan umat Islam bahawa:-



1. Islam mengharamkan penganutnya untuk membakar rumah ibadat agama lain. Walaupun kita tidak bersetuju dan tidak redha dengan perbuatan mereka dalam apa jua hal, namun kita diharamkan untuk membakar atau merosakkan rumah ibadat mereka. Sesungguhnya Rasulullah dan para sahabat (Ijmak Sahabat) tidak pernah menunjukkan atau membenarkan hal ini dilakukan.



2. Rumah ibadat orang-orang kafir sememangya tidak boleh zahir di tengah-tengah umat Islam, namun ketentuan untuk meroboh atau mengalihkannya hendaklah datang dari ketua negara. Memanglah pemimpin hari ini tidak mempedulikan ini semua, namun Insya Allah bila Khilafah tertegak nanti, Khalifah akan berhukum dengan hukum Allah dan memastikan hal ini tidak berlaku.



3. Umat Islam tidak seharusnya mudah melatah dengan provokasi pihak-pihak tertentu yang cuba menangguk di air keruh. Jangan terpancing dengan emosi dan provokasi sehingga melakukan perbuatan yang bercanggah dengan Islam. Emosi hendaklah dipandu mengikut hukum syarak.





4. Peristiwa pembakaran ini telah menyebabkan pihak polis mengambil langkah-langkah yang lebih berpihak kepada gereja seperti menjaga keselamatan gereja (dan paderi) dan tidak mustahil selepas ini kerajaan akan menanggong kos pembaikan gereja dalam usaha mengambil hati orang-orang kafir. Proses menjaga keselamatan gereja ini tentunya akan melibatkan pasukan keselamatan yang beragama Islam, akan memakan masa yang agak panjang dan akan tentunya menelan belanja yang tidak sedikit di dalam keseluruhan prosesnya yang mana akhirnya, wang rakyat juga yang akan dipergunakan, dan umat Islamlah yang akan menanggong lebih kerugian.



5. Orang kafir tentunya akan mengambil kesempatan dengan kejadian yang berlaku ini untuk memburukkan lagi Islam dan umatnya. Peristiwa pembakaran ini tentunya akan diperbesarkan oleh orang kafir bukan sahaja di dalam negara, malah di luar negara dan hal ini akan memberi ruang kepada orang kafir di seluruh dunia untuk bersatu suara memburukkan lagi Islam dan umatnya.


6. Sesungguhnya sistem sekular yang diterapkan pada hari inilah yang menjadi punca kepada banyak krisis yang melanda. Hukum Allah telah diganti dengan hukum buatan tangan sendiri di bawah sistem demokrasi. Hukum Allah hakikatnya telah lama ?dihina? oleh pemerintah sekular. Mahkamah yang memutuskan pada hari ni adalah mahkamah kufur, yang diwujudkan oleh pemerintah itu sendiri. Apa yang lebih buruk dari penyalahgunaan istilah Allah adalah tidak diterapkannya hukum Allah di dalam negara oleh parti pemerintah. Mereka kononnya menjaga ?nama? Allah, tetapi sejak sekian lama mereka tidak pernah menjaga ?hukum? Allah, sebaliknya mereka telah mencampakkan hukum Allah sejauh-jauhnya. Tidak berjalannya hukum Allah di dalam negara menyebabkan banyak kerosakan dan malapetaka yang muncul darinya.



7. Sistem demokrasi yang diterapkan tidak pernah sama sekali menjaga dan melindungi kesucian agama Allah, malah senantiasa mensucikan sistem dan undang-undang kufur. Sistem kufur buatan manusia ini tidak pernah menjaga akidah umat Islam, malah dengannyalah akidah umat Islam semakin rapuh dan orang Islam dibenarkan murtad dari agama Allah tanpa dikenakan hukuman yang sepatutnya. Sistem yang buruk ini hendaklah ditukar kepada sistem Khilafah ala minhaj nubuwwah.



8. Pihak media seharusnya berhenti dari ?memanaskan? isu ini dan semua pihak hendaklah menghentikan segera segala provokasi.



9. Kaum Muslimin harus bertindak bijak dalam menangani masalah ini supaya ia tidak menjadi lebih buruk. Ingatlah kepada Allah dan Rasul sebelum melakukan setiap perbuatan dan periksalah sama ada Allah dan RasulNya membenarkan atau tidak untuk kita melakukan perkara tersebut. Jika benar mereka yang melakukannya adalah dari kalangan umat Islam yang ikhlas, semoga mereka yang bertanggungjawab ini sedar akan perbuatan salah mereka dan tampil membuat pengakuan, dan mereka hendaklah kembali bertaubat kepada Allah. Semoga Allah mengampuni mereka.




USTAZ ABDUL HAKIM OTHMAN

Presiden HTM

Kalimah Allah...

Hangat.. kelompok pro dan kontra terus memainkan isu ini. Lebih parah lagi bilamana kehangatan ini ditambah lagi dengan siri 'serangan' ke atas Gereja oleh pihak yang masih tidak dikenal pasti.

Sayang seribu sayang bila mana fokus arah perjuangan bukan berfokuskan kepada persoalan yang paling utama. Pelbagai pihak terus mengemukakan pandangan masing-masing baik yang bersandarkan hujjah emosi, politik dan hujjah akal untuk menyokong atau membantah penggunaan kalimah Allah ini.

Bagi wartawan sendiri, seperti mana yang turut diungkapkan oleh sebahagian gerakan Islam dan individu, apa yang penting diperjuangkan bukian sahaja penggunaan kalimah Allah ini bahkan yang lebih utama adalah memperjuangkan apa yang Allah perintahkan untuk kita sebagai hambaNya utuk diaplikasikan di dalam kehidupan.

Penggunaan kalimah Allah ini bukanlah satu isu yang cukup besar seandainya sistem kawalan dan peraturan kehidupan berdasarkan syariat Islam. Seperti mana yang diungkapkan oleh sesetengah individu, tidak salah untuk mengungkapkan atau menggunakan penggunaan kalimah ini seandainya kena pada konteks penggunaanya dan ianya tidak dimanipulasikan untuk tujuan menyesatkan atau mengelirukan lagi umat Islam yang mana saat ini pegangan aqidahnya yang semakin terhakis.

Jadi kesimpulan awal yang boleh wartawan berikan, untuk menyelesaikan isu ini juga sebenarnya kita memerlukan suatu sistem yang mampu mengawal umat berdasarkan sistem dan peraturan Ilahi dan bukannya disandarkan kebenaran atau kebatilan itu bersandarkan keputusan mahkamah buatan manusia.

Semoga Allah memelihara kita semua dengan mengembalikan kehidupan Islam.

03 Januari 2010

Rosaknya Dunia Oleh Tangan-Tangan Kapitalis

Isu pemanasan global dan perubahan iklim kini semakin hangat diperbincangkan, walaupun sesetengah pihak masih mempertikaikan kesahihannya. Sama ada dunia semakin panas atau tidak, apa yang pasti adalah, kita sememangnya sedang menyaksikan kemusnahan alam sekitar yang semakin dahsyat hasil kerakusan manusia mengkonsumsi sumber alam semula jadi atas nama pembangunan dan pemodenan. Inilah kesan langsung revolusi industri yang semakin mengganas sejak ia mula tercetus lebih seratus tahun yang lalu. Perubahan iklim ini cuba diselesaikan melalui pelbagai persidangan saintifik di peringkat antarabangsa dan yang terbaru adalah Persidangan Perubahan Iklim Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) di Copenhagen, Denmark atau COP15 yang baru sahaja berakhir (7-18 Disember 2009). Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak turut menghadiri persidangan sia-sia tersebut di mana beliau telah memberikan komitmen Malaysia bagi membantu menangani kesan-kesan pemanasan global dengan mengurangkan pengeluaran karbon dioksida (CO2) kepada 40% menjelang tahun 2020. Menurut satu laporan PBB, pengeluaran karbon oleh Malaysia pada 2006 adalah sebanyak 187 juta tan.
Sebagaimana dilaporkan banyak media, persidangan kali ini sebenarnya tidak menghasilkan apa-apa, malahan menyaksikan kemarahan negara-negara miskin yang semakin meningkat. Sesiapa sahaja yang mengikuti persidangan-persidangan, komitmen-komitmen atau perjanjian-perjanjian, dan mengkaji penyelidikan yang dijalankan oleh para saintis, pakar dan pemikir Barat, akan menyedari bahawa kerja-kerja yang berkaitan dengan alam sekitar ini telah tersasar sejak mula lagi. Ini berpunca daripada perdebatan yang hanya dihadkan kepada perkara ‘simptom’, yakni kepada kerosakan alam sekitar dan sebab langsungnya seperti gas rumah hijau yang telah mempengaruhi persekitaran dan peranan industri dalam konteks ini. Perkara ini sebenarnya adalah ‘kesan’ kepada masalah dan bukan ‘punca’ kepada masalah. Wajarlah jika tidak ada kemajuan yang signifikan, apatah lagi kejayaan, kepada usaha menyelesaikan isu-isu alam sekitar kerana yang didiagnosakan adalah kesan, bukannya punca.
Punca sebenar kepada masalah yang dihadapi sekarang adalah penerapan ideologi Kapitalis yang sesat lagi menyesatkan di dunia hari ini. Ideologi ini mengagungkan akal manusia dalam membuat undang-undang yang melahirkan sistem dan budaya materialistik dan berorientasi manfaat semata-mata. Hakikatnya, dunia kini, baik dunia Barat mahupun dunia Islam diperintah oleh para pendukung Kapitalis yang teramat rakus. Tamadun jahil ini menganggap Tuhan perlu dipinggirkan dari mencampuri urusan kehidupan manusia. Ia melahirkan idea kebebasan yang berakhir dengan menanamkan persepsi bahawa kebahagian manusia akan tercapai dengan menikmati sebanyak-banyaknya kepuasan jasmani tanpa unsur spiritual. Ideologi Kapitalis meyakini bahawa masalah ekonomi adalah berpunca dari terbatasnya barang dan perkhidmatan sedangkan kehendak manusia, menurut ideologi ini adalah tidak terhad. Oleh itu, menurut ideologi rosak ini, pengeluaran mestilah sentiasa dipertingkatkan untuk memenuhi keperluan dan kehendak manusia yang dikatakan tidak terbatas itu, walaupun hakikatnya mereka hanyalah ingin memenuhi hawa dan keegoan semata-mata, bukannya keperluan. Untuk memenuhi kehendak manusia maka sumber alam digunakan tanpa mempertimbangkan kesannya kepada alam sekitar sehingga para Kapitalis sanggup merosakkan alam sekitar demi meraih sebanyak-banyak manfaat. Mereka malah sanggup menganiaya dan membunuh demi memenuhi nafsu serakah mereka. Inilah sifat ideologi Kapitalis, yang bukan sahaja diamalkan oleh Barat, malah oleh para pemimpin umat Islam sendiri.
Penyelesaian Menurut Kapitalis
Dalam membincangkan masalah pemanasan global ini, para Kapitalis mencadangkan beberapa penyelesaian, antaranya:
1. Emission Trading (Perdagangan Pelepasan): Antara persidangan penting berhubung masalah perubahan iklim ini adalah yang berlangsung di Kyoto, Jepun pada 1997 yang menghasilkan Protokol Kyoto. Antara mekanisme penyelesaian yang terhasil dari Kyoto adalah dengan memperdagangkan jumlah pelepasan CO2 oleh negara-negara terbabit. Cap and Trade System (sistem had dan perdagangan) memperuntukkan kepada setiap negara jumlah pelepasan CO2 yang tertentu. Sistem kuota ini membolehkan syarikat-syarikat di negara maju untuk menjual beli kuota masing-masing, sehingga akhirnya menjadikan CO2 sebagai sebuah komoditi di mana keuntungan berpuluh-puluh bilion boleh (dan telah pun) dikaut darinya. Hal ini sungguh tidak masuk akal, tetapi ia terjadi kerana inilah hakikat sistem Kapitalis. Bekas Ketua Ekonomi Bank Dunia, Nicholas Stern menyifatkan hal ini sebagai “kegagalan pasaran terbesar yang pernah disaksikan oleh dunia” kerana sistem ini memberikan ‘lesen’ kepada syarikat-syarikat Kapitalis untuk mencemarkan alam sekitar yang kemudian dieksploitasi pula oleh mereka.
2. Clean Development Mechanisme (CDM): Mekanisme Pembangunan Bersih membenarkan negara-negara maju untuk meningkatkan kuota CO2 mereka melalui pembelian kredit CO2 dari negara membangun. Dengan dalih pemahaman pembangunan lestari ini, syarikat-syarikat Barat tidak perlu mengurangkan pencemaran mereka, sebaliknya boleh menggunakan kuota mereka secara maksimum, malah boleh menambah kuota mereka dengan membeli kuota secara kredit dari negara membangun. Kesan dari semua ini bukanlah pembaikan bahkan menambahkan lagi kerosakan di mana wujudnya projek CDM yang penuh penyelewengan, penipuan dan tidak telus. Sebagai contoh, Gujerat Fluorochemicals Limited , yang konon adalah sebuah ‘projek hijau’ PBB, secara realitinya telah menghasilkan bahan kimia beracun yang terlepas ke persekitaran sehingga air di kawasannya tidak boleh diminum, malah terkenal sebagai kawasan water of death (air kematian). Terdapat juga mekanisma penyelesaian lain, namun kesemuanya hanyalah menambah kerosakan kepada dunia kerana segala-galanya terhasil dari kesesatan akidah Kapitalis yang menobatkan akal dan hawa nafsu melebihi segala-galanya.
Pandangan Dan Solusi Islam Tentang Alam Sekitar
Islam diasaskan kepada keyakinan yang pasti bahawa manusia, alam semesta dan kehidupan ini diciptakan oleh Allah SWT, dan Islam adalah petunjuk yang di turunkan kepada manusia oleh Penciptanya untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya. Apabila manusia menerima dan yakin dengan doktrin (akidah) ini, maka dia tentunya akan menjadikan segala pemikiran dan tindakannya diatur oleh sistem yang terpancar dari akidah ini. Kesejahteraan dunia tidak akan dicapai apabila pengaturannya diletak di tangan manusia, kerana manusia (dalam membuat undang-undang) tidak akan dapat lari dari kepentingan diri sendiri, juga akan terpengaruh dengan persekitarannya, di samping akan menimbulkan perbezaan, perselisihan dan pertentangan sesama sendiri. Ini semua akan menghasilkan kesengsaraan dan kemusnahan sama ada ke atas manusia atau persekitarannya. Di dalam Islam, keyakinan kita bahawa Allah-lah satu-satunya Asy-Syari’ (Legislator) akan menyebabkan semua orang mematuhi undang-undang yang sama, yang datangnya dari Zat Yang Mencipta manusia, alam dan kehidupan dan Dialah Zat Yang Maha Mengatur yang secara pasti, tidak akan menyebabkan kesengsaraan atau kerosakan dalam setiap aturanNya.
Islam tidak pernah menghalang manusia menikmati sumber alam seperti yang ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya [lihat 7:32]. Islam tidak memandang bahawa hubungan manusia dengan alam sebagai suatu yang terpisah atau bertentangan antara satu sama lain. Sebaliknya, alam dan kehidupan, sebagaimana juga manusia, kesemuanya adalah ciptaan Allah belaka yang mana satu sama lainnya saling berhubungan dan memerlukan. Allah telah menjadikan alam untuk dimanfaatkan oleh manusia dan memerintahkan manusia untuk mengusahakan tanah [lihat 14:32-33 dan 7:56]. Allah melarang membuat kerosakan kepada alam [lihat 2:30] dan menganggap orang yang membinasakan alam sekitar sebagai penjenayah. FirmanNya,
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerosakan padanya, dan merosak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan” [TMQ al-Baqarah (2):204-205].
Allah telah menciptakan alam ini dengan seimbang [lihat 15:19 dan 54:49] dan menuntut manusia untuk memelihara alam sekitar dan melarang gangguan kepada keseimbangan ini, apatah lagi merosakkannya. Ayat-ayat di atas sahaja sudah cukup untuk menggambarkan betapa Islam menjaga alam sekitar dan kewajipan manusia untuk menjaga keseimbangannya serta haram merosakkannya. Islam tidak hanya menerangkan permasalahan ini secara umum, bahkan terdapat begitu banyak ayat dan hadis yang menerangkan secara terperinci tentang penjagaan alam sekitar di mana manusia dilarang dengan tegas untuk mencemar atau memusnahkannya. Allah tidak pernah membiarkan hubungan manusia dan alam diatur mengikut kehendak manusia sesuka hati, tetapi kesemuanya hendaklah tunduk kepada pengaturan dari Allah. Hadis-hadis Nabi SAW juga banyak memerintahkan kepada penjagaan alam sekitar, antaranya:
(i) Hubungan manusia dengan air: Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian kencing di air yang bertakung, yang kemudian kalian gunakan untuk mandi” [HR Bukhari & Muslim]. Juga sabda baginda, “Elakkan tiga perbuatan yang akan membawa kepada laknat manusia, mencemarkan sumber air, jalan dan tempat berteduh” [HR Abu Daud & Ibnu Majah].
(ii) Menghilangkan kemudharatan: Sabda Nabi SAW, “Iman itu ada 70 atau 60 cabang, yang paling tinggi adalah bersaksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah, dan yang paling rendah adalah menghilangkan gangguan di jalanan” [HR Muslim]. Sabda baginda yang lain, “Membuang gangguan di jalanan adalah sedekah” [HR Bukhari]. Serta sabda baginda, “Seseorang menemui duri di jalanan, lalu dia mengalihkannya, Allah berterimakasih kepadanya dan memuji serta mengampunkannya” [HR Bukhari].
(iii) Tumbuhan dan tanaman: Rasulullah SAW menggalakkan penanaman dan penjagaannya. Sabda Rasulullah SAW,“Tidak ada seorang Muslim yang menanam satu pokok atau tanaman, lalu datang burung, manusia atau binatang memakannya, melainkan itu dikira sebagai pahala sedekah baginya” [HR Bukhari]. Sabda baginda lagi, “Apabila datangnya as-sa’ah (akhirat) dan di tangan seseorang ada sebiji benih hendaklah dia menanamnya jika sempat” [HR Ahmad]. Apabila Rasulullah mengutus para sahabat ke medan jihad, baginda selalu berpesan “Berjuanglah dengan nama Allah...dan janganlah kalian menebang sebarang pokok, kecuali pokok yang menghalang kalian dari berhadapan atau (pokok) yang menjadi penghalang antara kalian dengan puak musyrik” [HR Baihaqi].
(iv) Haiwan: Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda, “Ada seorang yang sangat kehausan dalam perjalanannya dan dia menjumpai sebuah perigi, lalu memasukinya. Setelah puas meminumnya lalu dia pun keluar. Dia melihat ada seekor anjing yang sedang tercungap-cungap kehausan. Orang itu berkata, ‘anjing ini begitu haus sebagaimana aku tadi.’ Dia kemudian turun semula ke dalam perigi dan mengisi air ke dalam kasutnya lalu memberi anjing itu minum. Allah lalu memuji dan mengampunkannya.’ Para sahabat bertanya, wahai Rasulullah, adakah kita beroleh ganjaran kerana (memberi minum) binatang?’. Rasulullah menjawab, ‘Untuk setiap makhluk yang bernyawa (kabadin ratbatin), terdapat ganjaran” [HR Bukhari].
Ibnu Umar meriwayatkan bahawa Rasulullah bersabda, “Seorang wanita dicampakkan ke dalam neraka kerana seekor kucing. Dia mengikatnya, tidak memberinya makan mahupun melepaskannya untuk mencari makan...sehingga kucing itu mati” [HR Bukhari]. Sabda Nabi lagi, “Barangsiapa yang membunuh usfura (sejenis burung) atau yang lebih besar dari itu tanpa hak, Allah akan menghisabnya di hari Kiamat’. Orang yang mendengar lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah (membunuh) yang hak?’ Baginda menjawab, ‘Bahawa dia membunuhnya untuk makan, bukan untuk memotong kepalanya lalu dibuang begitu sahaja” [HR Nasa’i].
Dalam Islam, suatu yang memudharatkan dan jalan kepada kemudharatan adalah haram. Selain dari dalil-dalil di atas, kebanyakan al-qawa’id al-syar’iyyah (kaedah syara’) yang terkait dengan masalah alam sekitar adalah diambil dari hadis “Tidak ada kemudharatan dan tidak boleh memudharatkan” [HR Daruquthni]. Contohnya, kaedah-‘al-aslu fi al-mudhari al-tahrim’ (hukum asal pada perkara-perkara yang memudharatkan adalah haram), dan kaedah ‘kullu fard min al-afrad al-amar al-mubah iza kana dharran au mu’adiyyan ila al-dharar hurima zalika al-fard wa yazillu al-amr mubahan’ (setiap suatu dari suatu perkara yang mubah apabila ia memudharatkan atau boleh mendatangkan mudharat, maka suatu itu haram dan perkara lainnya itu tetap mubah). Dalam menangani isu alam sekitar, kaedah ini hendaklah dipakai sehingga tidak boleh melakukan sesuatu yang memudharatkan kerana ia akan menjerumus kepada keharaman. Berdasarkan kaedah ‘al-wasilah ila al-haram haram’ (jalan kepada suatu yang haram adalah haram),
maka apa jua aktiviti yang boleh menyebabkan mudharat kepada manusia, alam dan kehidupan, maka ia adalah haram dan tidak boleh dilakukan, walaupun tidak ada dalil khusus yang mengharamkannya. Dalil-dalil di atas hanyalah setitis dari selautan hukum syara’ berkenaan manusia dan alam sekitar. Dalil-dalil ini semuanya menggambarkan betapa uniknya Islam dalam menjaga kestabilan ekosistem, di mana Allah mencipta manusia, alam dan kehidupan dan bagaimana Allah menjadikan alam sekitar untuk dimanfaatkan bukan untuk dirosakkan, oleh manusia. Kita hendaklah sedar bahawa Islam bukan datang untuk mengajar kita tentang solat dan haji sahaja tetapi Islam menyentuh seluruh isu di dalam kehidupan termasuklah isu penjagaan alam sekitar. Pengusaha di dalam Islam akan memastikan aktivitinya boleh membawa pulangan material berupa keuntungan perniagaan, tetapi dalam keghairahannya mencari keuntungan dunia, dia tidak terlepas dari tanggungjawabnya menjaga alam sekitar kerana hukum syara’ memerintahkannya demikian. Pemanfatan sumber alam ini diatur oleh sistem Islam melalui seorang Khalifah yang meletakkan Qadhi Muhtasib bagi memantau aktiviti manusia supaya tidak melanggar tanggung jawabnya menjaga persekitaran. Sebarang pertikaian antara dua pihak yang bertelagah akan diselesaikan oleh Qadhi Khusumat menggunakan hukum Allah. Manakala segala pelanggaran atau kelalaian pihak berkuasa atau negara dalam menjaga alam sekitar akan dimuhasabah oleh rakyat atau parti politik dan akan dibawa kepada Qadhi Madzalim. Inilah penyelesaian Islam yang akan melahirkan khaira ummah bagi sesiapa yang mematuhinya. yang akan membawa kebaikan kepada manusia, alam dan kehidupan.
Khatimah
Wahai kaum Muslimin! Ingatlah bahawa Allah SWT berfirman, “Telah nyata kerosakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan-perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [TMQ ar-Rum (30):41].
Namun nampaknya pemimpin umat Islam pada hari ini tetap tidak kembali ke jalan yang benar. Mereka tetap mengambil PBB dan hukum kufur PBB sebagai penyelesaian. Pemimpin kaum Muslimin tetap sahaja berpaling dari jalan yang telah ditetapkan Allah dan RasulNya. Justeru, walau ribuan persidangan sekalipun yang mereka hadiri, mereka tidak akan menambah kepada dunia ini kecuali kerosakan demi kerosakan, dan mereka tidak menambah kepada diri mereka sendiri kecuali dosa demi dosa. Sedarlah wahai saudaraku, bahawa persidangan PBB atau persidangan apa sekalipun tidak akan sekali-kali menyelesaikan apa jua masalah, baik yang menyangkut manusia mahupun alam sekitar. Persidangan mereka hanyalah persidangan para Kapitalis yang akan menambah lagi kesengsaraan ke atas kita semua. Sesungguhnya masalah global ini tidak akan sekali-kali dapat diselesaikan selagi mana umat Islam dan negara mereka terpecah belah dipimpin oleh lebih 50 orang pemimpin Kapitalis, bukannya oleh seorang Khalifah. Sudah terang lagi bersuluh bahawa para pemimpin Kapitalis ini hanyalah pemimpin yang menjaga kantong-kantong mereka sahaja, bukannya pemimpin yang menjaga kita semua atau menjaga alam ciptaan Allah ini. Jika Allah menyebut rosaknya dunia ini kerana (akibat) tangan manusia, maka kita kini sedang menyaksikan kerosakan ini. Justeru, tangan siapakah yang lebih bertanggungjawab merosakkan dunia yang Allah maksudkan itu, jika bukan tangan-tangan para pemimpin Kapitalis yang durjana?

Bertindak Segera




Masyarakat Islam bantah keputusan mahkamah benar gereja guna kalimah KUALA LUMPUR: Pemimpin Islam semua parti politik dan badan bukan kerajaan (NGO) Islam yang bimbang dengan implikasi keputusan Mahkamah Tinggi Kuala Lumpur membenarkan majalah Herald-The Catholic Weekly menggunakan kalimah Allah dalam penerbitannya, mahu kerajaan menyegerakan proses rayuan terhadap keputusan itu. Mereka berpendapat keputusan mahkamah Khamis lalu itu melanggar Perlembagaan Persekutuan yang memperuntukkan Islam sebagai agama rasmi dan mahu ia diperhalusi supaya sensitiviti agama dan kaum di negara ini diambil kira. Naib Presiden Umno, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi melihat isu itu sebagai amat bahaya dan perlu diselesaikan segera kerana tidak mahu peristiwa Natrah di Singapura berulang di Malaysia. "Penggunaan perkataan Allah (dalam majalah Herald-The Catholic Weekly) secara tidak langsung menyebarkan dakyah `Christianity' di kalangan orang Islam yang bertentangan dengan Perlembagaan Persekutuan bahawa agama lain tidak boleh disebarkan kepada orang Islam. Perkara ini harus dilihat oleh pengamal undang-undang, sama ada kehakiman mahupun guaman.

Alhamdulillah

Ini adalah percubaan untuk mengesan ksebarang kesulitan penggunaan igoogle untuk mengemaskinikan blog.

Aktivis Islam rancang adakan demonstrasi

Pertubuhan-pertubuhan Islam di Malaysia telah menyuarakan bantahan mereka terhadap keputusan Mahkamah Tinggi Kuala Lumpur Khamis lalu yang membenarkan akhbar mingguan Herald-The Catolic Weekly menggunakan perkataan "Allah" dan merancang untuk mengadakan demonstrasi.Setiausaha agung Pribumi Perkasa, Syed Hassan Syed Ali memberitahu AFP yang pihaknya merancang mengadakan satu demonstrasi besar untuk membantah keputusan mahkamah itu. Katanya, beliau dan 50 aktivis Melayu telah mengadakan protes berhubung keputusan tersebut Jumaat lalu.Syed Ali berkata, pihaknya bimbang keputusan mahkamah itu akan bermakna mubaligh Kristian kini boleh menggunakan kalimah Allah, dan menimbulkan kekeliruan (identiti) Muslim dan menjejaskan keharmonian beragama.Sementara itu, penasihat gabungan pelajar Melayu Semenanjung (GPMS), Datuk Reezal Merican berkata, walaupun keputusan mahkamah itu dihormati, tetapi kerajaan perlu membuat rayuan."Kita mahu hidup aman dengan semua agama di sini tetapi kalimah "Allah" secara tradisinya telah digunakan untuk merujuk kepada Tuhan orang Islam, yang mana berbeza dari Kristian, dan ini mesti ditangani," katanya kepada AFP.Mufti Perak, Datuk Seri Harussani Zakaria pula dipetik dalam laporan Utusan Malaysia sebagai menyifatkan keputusan mahkamah itu sebagai "satu penghinaan kepada umat Islam di negara ini.Akhbar Herald dicetak dalam empat bahasa dengan pengedaran sebanyak 14,000 nashkah seminggu.
Sementara itu, Bernama melaporkan Menteri di Jabatan Perdana Menteri (JPM) Mej Jen (B) Datuk Jamil Khir Baharom berkata, JPM akan bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk merayu terhadap keputusan Mahkamah Tinggi itu.Beliau juga meminta semua pertubuhan bukan kerajaan (NGO) dan umat Islam di negara ini supaya bertenang dan menghormati keputusan mahkamah serta memberi peluang perkara itu diselesaikan melalui proses perundangan. Berita asalSehubungan itu, katanya, beliau akan mengambil langkah untuk mengadakan pertemuan dengan pihak NGO dalam masa terdekat bagi mendengar pandangan mereka dan membincangkan perkara ini selanjutnya, " katanya dalam satu kenyataan hari ini.Pada 16 Februari lepas, Ketua Paderi Roman Katolik Kuala Lumpur Tan Sri Murphy Pakiam, sebagai penerbit majalah itu, memfailkan permohonan untuk semakan kehakiman bagi menuntut satu deklarasi bahawa keputusan Menteri Dalam Negeri melarang beliau menggunakan perkataan "Allah" dalam majalah itu adalah haram dan perkataan itu bukan eksklusif bagi agama Islam.